KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN METODE S-BAR

KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN 
METODE S-BAR












OLEH :
KRISMONIKA








UNIVERSITAS NASIONAL PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
 2022


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang 
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan resiko kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh kesalahan dalam pemberian obat ke pasien, kesalahan dalam melakukan Tindakan keperawatan. Mencegah terjadinya resiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan maka perawat harus melaksanakan sasaran keselamatan pasien : komunikasi efektif di Instalasi Rawat Inap. Komunikasi efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan dokter/ perawat dengan perawat) dan antar profesi (perawat dengan dokter).
Kualitas suatu rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa Kesehatan sudah tentu tertanggung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Tjiptono, 2001). Menurut Walker, Evan dan Robbson (2003), komunikasi efektif dalam praktik keperawatan professional  merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi efektif adalah saat serah terima tugas (handover) dan komunikasi lewat telepon. 

Tujuan
Mengetahui pengertian dari komunikasi dengan metode S-BAR
Mengetahui tujuan dari komunikasi dengan metode S-BAR
Mengetahui cara mengaplikasikan komunikasi dengan metode S-BAR






BAB II 
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN METODE S-BAR

2.1 Defenisi 
       Komunikasi S-BAR adalah komunilasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer ke orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur S-BAR (Situation, Background, Assesmet, Recomendarion) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat waktu. (NHS, 2012). 
       S-BAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadapeskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. S-BAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. S-BAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya. 
2.2 Tujuan Komunikasi Efektif S-BAR 
       Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian dengan teman sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi memiliki manfaat, antara lain adalah. 
Tersampaikan gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
Adanya saling kesefahaman dalam satu permasalahan, sehingga terhindar dari masalah persepsi.
Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar pihak yang diberi informasi dapat memahaminya. 

2.3 Keuntungan Komunikasi Efektif S-SAR 
Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
Dokter percaya pada analisa peraawat karena menunjukan perawat paham akan kondisi pasien 
Memperbaiki komunikasi/ memperbaiki keamanan pasien 
2.4 Pengaplikasian Komunikasi Metode S-BAR
       Metode S-BAR sama dengan SOAP yaitu Situasion, Background, Assessment, Recommendation Komunikasi efetif  S-BAR dapat diterapkan pleh semua tenaga kesehatan sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien. 

2.5 Penjabaran S-BAR
Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan? 
Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
Diagnosa medis
Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan 

Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi? 
Obat saat ini dan alergi 
Tanda- tanda vital terburu
Hasil laboraturiun : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk perbandingan 
Riwayat medis 
Teman klinis terburu 

Assesment : berbagi hasil penilaian klinis perawat 
Apa teman klinis? 
Apa analisis dan pertimbangan perawat? 
Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan? 

Recomendarion : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
Apa tindakan/ rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah? 
Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter? 
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien? 
Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi? 

2.6  Lanjutan 
     Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan: 
Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini. 
Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan. 
Perawat memastikan diagnosa medis pasien yang prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan. 
Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift sebelumnya. 
Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian. 
       











BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah unsur dari sasaran keselamatan pasien karena komunikasi adalah penyebabpertama masalah keselamatan pasien (patient safety). Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspekkejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks baik Bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya.
Kerangka komunikasi yang efektif yang digunakan adalah komunikasi model SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation). Metode ini digunakan secara efektif saat serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. SBAR juga digunakan untuk diskusi antar anggota tim Kesehatan atau tim Kesehatan lainnya (perawat-dokter).

3.2 Saran
Dengan komunikasi efektif diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam pemberian asuhan ke pasien. Komunikasi efektif dengan metode SBAR akan terbentuk catatan dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Sehingga disarankan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik, sehingga tenaga Kesehatan lain dapat mengetahui peerkembangan pasien.







DAFTAR PUSTAKA

1691, P. R. (2010). Keselamatan pasien Rumah Sakit. Jakarta: Menkes RI.
Menteri Komunikasi efektif. (n.d.). Retrieved from http;//galericampuran.blogspot.com/2013/03/materi-komunikasi-efektif.html
Organization, J. C. (2010). National patient Safety goals. 
RI, D. (2006). Paduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Jakarta: Bakti Husada.
Rofii, & Muhamad. (2013). Komunikasi efektif dengan SBAR. 

Comments

Popular posts from this blog

Makalah triage, makalah gawat darurat, makalah keperawatan, makalah, triage, makalah triage komplit, makalah terbaru

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DALAM MASA CHILDBEARING (HAMIL, MELAHIRKAN, DAN SETELAH MELAHIRKAN) BAYINYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER