ESSAY INTERVENSI PERAWATAN AKHIR HAYAT PADA 48 JAM TERAKHIR

TUGAS 
KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF
ESSAY INTERVENSI PERAWATAN AKHIR HAYAT PADA 48 JAM TERAKHIR











Disusun Oleh:
KRISMONIKA ALFAJARIA
NPM. 214201446140

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
Intervensi Perawatan Akhir Hayat Pada 48 Jam Terakhir

Manajemen Nyeri ( I. 08238) 
Definisi : 
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensiktas ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan : 
Observasi 
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetig bila perlu








Manajemen Agitas ( I.12463)
Definisi : Gelisah dan agitasi pada masa terminal, alasannya mungkin multipel, misalnya hipotensi, hipoksia, abnormalitas biokimia. Kebanyakan pasien sangat ketakutan, sangat memusingkan untuk yang merawat, ini mungkin gejala yang paling sulit untuk dirawat dirumah. 

Tindakan :  
Observasi 
Identifikasi harapan untuk mengendalikan prilaku

Terapeutik 
Diskusikan tanggung jawab terhadap prilaku.
Jadwalkan kegiatan terstruktur 
Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten 
Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemempuan.
Batasi jumlah pengunjung.
Bicara dengan nada rendah dan tenang. 
Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi.
Cegah prilaku pasif dan agresif.
Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan prilaku.
Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi.
Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan.
Hindari sikap mengancam dan berdebat. 
Hindari berdebat atau menawar batas prilaku yang telah ditetapkan. 

Edukasi 
Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif.  

Manajemen Mual dan Muntah
Manajemen Mual 1.03117 
Definisi: 
Mengidentifikasi  dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian tenggorokan atau lambung yang menyebabkan muntah. 

Tindakan: 
 Observasi
Identifikasi pengalaman mual
Identifikasi isyarat nonverbal Ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat komunikasi secara efektif ) 
Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. nafsu makan, aktivitas, kinerja, tangguang  jawab peran, dan tidur) .
Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
Monitor mual ( mis. Frekuensi , durasi, dan tingkat keparahan)
Montor  asupan nutrisi dan kalori.

Terapeutik
Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan, ketakutan, kelelahan )
Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik 
Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu 

Edukasi 
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur) 

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu Referensi 




Manajemen Muntah ( I. 03118) 
Definisi : mengidentifikasi , mencegah dan mengelola refleks pengeluaran isi lambung.

Tindakan:  

Observasi 
Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna, konsistensi, adanya darah, waktu, frekuensi dan durasi) 
Periksa volume muntah 
Identifikasi riwayat diet (mis. makanan yang disuka, tidak disukai, dan budaya) 
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis. pengobatan dan prosedur) 
Identifikasi kerusakan esofagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama 
Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh 
Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit 

Terapeutik | 

Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap, suara, dan stimulasi  yang tidak menyenangkan) 
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (mis. kecemasan, ketakutan) 
Atur posisi untuk mencegah aspirasi 
Pertahankan kepatenan jalan napas 
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah (mis. membantu membungkuk atau menundukkan kepala)_ 
Berikan kenyamanan selama muntah (mis. kompres dingin di dahi, atau sediakan pakaian kering dan bersih) 
Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah muntah

Edukasi 
Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
Anjurkan memperbanyakikstirahat 
ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah (mis biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur) 

Kolaborasi 
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu Relerensi


Manajemen Secret pada jalan napas
Definis : 
Membersihkan secret atau obstruksi  pada jalan napas sehingga jalan napas tetap paten. Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan seperti: batuk tidak efektif , sputum berlebihan, suara napas mengi, atau wheezing dan ronkhi. 

Tindaklan : 
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas).
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering).
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma).
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical).
Posisikan semi-Fowler atau Fowler.
Berikan minum hangat.
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik.
Lakukan hiperoksigenasi sebelum.
Penghisapan endotrakeal.
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mc Gill. 
Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Manajemen Dispnea
Sesak napas merupakan gejala yang sering dialami pasien paliatif. Identifikasi penyebab sesak napas adalah hal pertama yang harus dilakukan dalam penanganan sesak napas kasus paliatif. Pemberian Opioid adalah salah satu pendekatan farmakologi yang bisa diberikan pada pasien paliatif dengan sesak napas.
Farmakologis
Menilai dan berikan pengobatan tekanan psikologi, spiritual, dan emosional.
Reposisi dan berikan udara yang cukup
Berikan oksigen tambahan jika hipoksemia
Berikan therapi opiroid jangka pendek, jika perlu
Berikan therapi opioid jangka panjang
Nonfarmakologis
Reasuransi
Mengubah tingkah laku seperti relaksasi, distraksi, hipnosis
Batasi jumlah orang diruangan
Buka jendela
Kurangi efek lingkungan yang membuat pasien terganggu
Dekat jendela
Kurangi suhu ruangan
Hindari kedinginan
Reposisi (posisi kepala)










Perawatan Mulut ( I. 11356) 
Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat kesehatan mulut serta mencegah terjadinya komplikasi.

Tindakan : 
A.     Observasi 
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Monitor efek samping penggunaan analgeti

B.    Terapeutik 
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitas istirahat dan tidur

b. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

c. Kolaborasi
-      Kolaborasi pemberian analgetig bila perlu

Masalah Mikturisi 
Manajemen Eleminasi Urin ( O.04152)
Definisi : 
Mengidentifikas dan mengelola gangguan pola eliminasi urine.

Tindakan : 
Observasi 
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinesia urin 
Identifikasi faktor yang menyebabkan  retensi atau inkontinesia urin 
Monitor eliminasi urin ( frequensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna).

Terapeutik 
Catat waktu waktu pengeluaran berkemih.
Batasi asupan cairan , jika perlu
Ambil sample urin tengah ( midsternum), atau kultur

Edukasi 
Jelaskan tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin,
Ajarkan ngambil spesimen urin midsternum
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih.
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/ berkemih.
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi.
Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur.

Kolaborasi 
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

Perawatan Pencernaan  
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi:
- Identifikasi status nutrisi
- Identfikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan NGT
- Monitor asupan makanan
- Monitor BB
- Monitor hasil lab
Terapeutik:
- Lakukan oral hygiene
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan
- Hentikan pemberian makan melalui selang NGT jika asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi:
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaboraasi:
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan mis, antiemetik, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizii


Manajemen eliminasi fekal (I. 04151) 
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi fekal. 

Tindakan : 
Observasi 
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar.
Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal.
Monitor buang air besar ( warna, frequensi, konsistensi, volume).
Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi.

Terapeutik 
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi 
Sediakan makanan tinggi serat.

Edukasi 
Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus
 Anjurkan mencatat warna, frequensi, konsistensi, volume feses
Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai toleransi
Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas.
Anjurkan menkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi.

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu. 












Referensi 

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah triage, makalah gawat darurat, makalah keperawatan, makalah, triage, makalah triage komplit, makalah terbaru

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DALAM MASA CHILDBEARING (HAMIL, MELAHIRKAN, DAN SETELAH MELAHIRKAN) BAYINYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER